Sari Pati Tafsir Qur'an Karim : Juz 1 (Part 1)
April 02, 2022Oleh : Faisal Hilmi, M.A
Hari Rabu, 30 Maret 2022. Dimulainya Ngaji Pasaran Ramadhan: Tafsir Qur'an Karim, pada malam hari sejak jam 21:00-23:30 WIB. Menimbulkankan banyak kesan, dan ajakan diri untuk merenung. Menggali makna-makna lebih dalam. Agar hidup ini lenih terarah dan terang. Target sehari satu juz untuk ngaji belajar bersama itu, nyatanya baru sekitar 25%. Itupun sudah 2,5 Jam, bahkan hampir 3 jam dengan persiapan live. Untuk para jama'ah Youtube. Disamping yang utama para santri Pesantren Qur'an Anamfal.
Walaupun lebih banyak menempuh pendidikan agama: MD, MTs, MA, Pesantren, hingga kuliah juga Kampus Islam dan Jurusan Tafsir Qur'an. Diri ini makin merasa "lubang besar" bodohnya ilmu, dan "bobroknya" akhlak. Jadi ngaji pasaran ini benefit secara pribadi adalah jelas untuk belajar, memutholaah dan makin mendalami Ngaji Tafsir Qur'an. Termasuk pemetaan kandungan, keterkaitan antar ayat, surah, dan juz, juga upaya implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan-catatan ini dibuat untuk meringkas (ikhtisar) dari pada inti-inti isi kandungan Al-Qur'an, khususnya dalam hal ini pada Kitab Tafsir Qur'an Karim, karya Prof. Dr. KH. Mahmud Yunus. Kesan pertama saat membaca Tafsir Nusantara ini tahun-tahun lalu, sangat "tebal" bahasan terkait tema kemajuan. Disamping akan diperdalam kesan selanjutnya juga: tema makna hidup, dan kebahagiaan.
Perkenalan Dengan Tafsir Qur'an Karim dan Penulisnya Prof. Mahmud Yunus
Tafsir yang digunakan adalah Tafsir Qur'an Karim. 1 Jilid. Cetakan ke-37, tahun 2004 M atau 1425 M. Dicetak oleh PT. Hidakarya Agung, Jakarta. Tafsir ini sendiri, seingat saya dibeli berasal dari sedekah Muhsinin Anamfal Ibu Nura yang sebelumnya tinggal di Ciracas, Jakarta Timur. Waktu itu Ia mensedekahkan 100 Juta Rupiah lebih untuk segala keperluan fasilitas pesantren yang baru didirikan. Termasuk kami alokasikan sekitar 1 Juta kalau tidak salah pembelian Kitab-Kitab Al-Qur'an dan Tafsir, yang dapat dibaca oleh para Asatidz dan Santri. Insya Allah pahala ini terus mengalir pada beliau. Juga Bapak-Ibu Muhsinin lainnya yang telah ikut #KolaborasiAmal.
Ada 3 Kesan pada tafsir ini: Singkat, Modern, dan Maju. Prof. Mahmud Yunus lahir di Batusangkar, Sumatera Barat pada 10 Februari 1899 M atau 30 Ramadhan 1316 H. Kesan yang paling signifikan dari pribadi beliau: Wawasan Luas, Berfikir Maju, dan Produktif Karya. Selain sebagai Mufassir, beliau juga adalah tokoh pendidikan Islam di Indonesia. Belum lagi memangku jabatan pemerintahan seperti sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Agama pada Jawatan Pendidikan Agama (1952-1956) dan Sekretaris Menteri Agama PDRI (1949). Juga Dekan dan Guru Besar, Fak. Tarbiyah (Pendidikan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1960-1963). Rektor UIN Imam Bonjol Padang (1966-1971). Beliau juga aktif mengikuti berbagai kegiatan internasional. Memang resiko manusia wawasan dan pengalaman luas, akan menjadi pribadi yang serba bisa. Komplit.
Sari Pati Penafsiran Juz 1
Tafsir ini lengkap 30 Juz, 924 halaman. Ditambah bagian akhir "Daftar Surat dan Isi Tafsir Qur'an Karim" (28 h) dan "Kesimpulan Isi Qur'an" (33 h). Juz 1 jika melihat mushaf Qur'an standar umum, 15 baris dan pojok. Ada 10 lembar atau 20 halaman. Sedang dalam tafsir ini Juz 1 terdapat dalam 28 halaman atau 14 lembar.
Juz 1 sendiri mencakup 2 surah: Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Surah Al-Fatihah, 7 ayat, dan Al-Baqarah 141 ayat. Total juz 1 adalah 148 ayat. Al-Baqarah sendiri merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an yang berada pada juz 1, 2 dan 3. Tafsir Qur'an Karim, membahas al-Fatihah dalam 2 halaman atau 1 lembar. Sedang Al-Baqarah dalam Juz 1, penjelasan 26 halaman atau 13 lembar. Pengelompokan penafsiran Prof. Mahmud Yunus adalah sebagai berikut:
1. Al-Fatihah ayat 1-7.
2. Al-Baqarah 1-5
3. Al-Baqarah 6-20
4. Al-Baqarah 22-24
5. Al-Baqarah 29-31
6. Al-Baqarah 30-34
7. Al-Baqarah 44
8. Al-Baqarah 49-50
9. Al-Baqarah 61
10. Al-Baqarah 67-73
11. Al-Baqarah 83
12. Al-Baqarah 85
13. Al-Baqarah 92
14. Al-Baqarah 96
15. Al-Baqarah 102
16. Al-Baqarah 106
17. Al-Baqarah 111-112
18. Al-Baqarah 121
19. Al-Baqarah 126
20. Al-Baqarah 132-136
21. Al-Baqarah 138.
Jadi beliau menafsiran Juz 1 dari 148 ayat, dalam 21 pengelompokan ayat. Jika dirinci ayat yang ditafsirkan adalah:
1. Al-Fatihah ada 7 ayat:
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
2. Al-Baqarah ada 59 ayat :
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 22, 23, 24, 29, 30, 31, 30, 31, 32, 33, 34, 44, 49, 50, 61, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 83, 85, 92, 96, 102, 106, 111, 112, 121, 126, 132, 133, 134, 135, 136, 138.
Jadi dari 148 ayat pada juz 1, beliau menafsirkan pada 66 ayat. Ada 82 ayat yang tidak ditafsirkan. Kenapa tidak semua ditafsirkan? Dalam kajian Ulumul Quran dan Ulumut Tafsir, biasanya karena ayat tersebut maknanya sudah mudah dipahami atau sudah jelas.
Walau kadang bagi pembaca ada ayat yang dianggap perlu penafsiran, walau Sang Mufassir tidak menjelaskan. Dalam Tafsir Qura'an Karim ini contohnya adalah surah Al-Baqarah ayat 62, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani dan Shabi'in (semacam Ahli Kitab), barang siapa yang beriman diantara mereka itu kepada Allah dan hari yang kemudian, serta beramal salih, maka untuk mereka itu pahala di sisi Tuhannya; dan tak ada ketakutan atas mereka dan tiada mereka berduka cita." Ayat ini bagi sebagian kalangan liberalis, ayat yang menjelaskan bahwa yang selamat bukan hanya Islam, namun juga Yahudi, Nasrani dan Shabi'in. Beliau tidak menafsirkan.
0 komentar