Tafsir Nusantara Surah Al-Fatihah [1] Ayat 2

July 30, 2021

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" (2).

Tafsir Nusantara QS. Al-Fatihah [1] : 2

📘TAFSIR TARJUMAN AL-MUSTAFID
Syekh Abdur Rauf Al-Singkili
(h. 5). Dalam proses pengetikan (tidak pakai gambar kedepannya), sedang penyesuaian teknologi agar bisa mengetik Arab Melayu/Jawi.
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR MARAH LABID
Syekh Muhammad bin Ummar Nawawi Al-Jawi
(الحمدللّه)
 والشكر لله بنعمه السوابغ على عباده. الذين هداهم للإيمان.
 (ربّ العلمين)
 أي خالق الخلق ورازقهم ومحولهم من حال إلى حال
(Jilid 1, h. 7)
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR AL-AZHAR 
Prof. Dr. KH. Abdul Malik Karim Amrullah
"Segala puji-puiian untuk Allah. " (pangkal ayat 2). Hamdan, artinya pujian, sanjungan. Di pangkalnya sekarang diletakkan Al atau Alif-lam, sehingga menjadilah bacaannya Al-hamdu.Al mencakup segala jenis. Dengan sebutan Alhamdu, berartilah bahwa segala macam pujian, sekalian apa juapun macam puji, baik puji besar ataupun puji kecil, atau ucapan terimakasih karena jasa seseorang, kepada siapapun kita memberikan puji, namun pada hakikatnya, tidaklah seorang juga yang berhak menerima pujian itu, melainkan Allah: LILLAHI, hanya semata-mata untuk Allah.

Jadi dapatlah dilebih-tegaskan lagi AL HAMDU LILLAHI ; segala puji-pujian hanya untuk Allah. Tidak ada yang lain yang berhak mendapat pujian itu. Meskipun misalnya ada seseorang berjasa baik kepada kita, meskipun kita memujinya, namun hakikat puji hanya kepada Allah. Sebab orang itu tidak akan dapat berbuat apa-apa kalau tidak karena Tuhan Yang Maha Murah dan Penyayang tadi. Kita puji seorang insinyur atau arsitek karena dia mendapat ilham mendirikan sebuah bangunan yang besar dan indah. Tetapikalau kita fikirkan lebih dalam, dari mana dia mendapat ilham perencanaan itu kalau bukan dariTuhan. Oleh sebab itu kalau kita sendiri dipuji'pujiorang, janganlah lupa bahwa yang empunya puji itu ialah Allah, bukan kita.

Nabi kita Muhammad s.a.w. ketika dengan sangat jayanya telah dapat menaklukkan negeriMakkah, beliau masuk ke dalam kota itu denganmenunggang untanya yang terkenal, al'Qashwa'. Sahabat-sahabat beliau gembira dan bersyukur karena apa yang dicita-citakan selama ini telah berhasil. Namun beliau tidaklah mengangkat muka dengan pongah karena kemenangan itu, melainkan dirundukkannya wajahnya ke bawah, lekat kepada leher unta kesayangannya itu, mensyukuri nikmat Allah dan mengucapkan puii-pujian.

"Pemelihara semesta alam." (ujung ayat 2). Atau Tuhan dari sekalian makhluk, atau Tuhan sarwa sekalian alam. Pada umumnya arti alam ialah seluruh yang ada ini, selain dari Allah. Setelah dia menjadi jama' ini, yaitu menjadi kalimat 'alamin, berbagailah dia ditafsirkan orang. Setengah penafsiran mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 'alamin ialah makhluk insani, ditambah dengan malaikat, jin dan syaitan. Tetapi di dalam al-Quran sendiri pernah bertemu kata'olomin itu hanya dikhususkan maksudnya untuk manusia saja (lihat Surat al-Hijr, ayat 70). Yaitu ketika kaum Nabi Luth menyatakan kepada Luth, mengapa dia menerima tetamu dengan tidak setahu mereka, padahal dia telah dilarang menerima kedatangan orang-orang.

Setelah terlebih dahulu kita dikenalkan kepada Allah sebagaiAllah yang Tunggal, sekarang kita dikenalkan lagi kepada Allah sebagai Robbun. Kata Robbun ini meliputi segala macam pemeliharaan, penjagaan dan juga pen' didikan dan pengasuhan. Maka kalau di dalam ayat yang lain kita bertemu bahwa Allah itu khalaqa, artinya menjadikan dan menciptakan, maka di sini dengan menyebut Allah sebagaiRobbun, kita dapat mengerti bahwa Allah itu bukan semata-mata pencipta, tetapijuga pemelihara. Bukan saja menjadikan, bahkan juga mengatur. Seumpama matahari, bulan, bintang-bintang dan bumi ini; sesudih semuanya dijadikan, tidaklah dibiarkan sehihgga begitu saja, melainkan dipelihara dan dikuasai terus menerus. Betapalah matahari, bulan dan bintang-bintang itu akan beredar demikian teraturnya, daritahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, .lam ke jam, minit ke minit dan detik ke detik, berjalan teratur telah berjuta-juta tahun, kalau bukan pemeliharaan dariAllah sebagai Rabbun?

Manusiapun begitu. Dia bukan semata'mata dijadikan bahkan sejak masih dalam keadaan nuthlah (air setitik kecil), sampaimeniadi 'alaqah dan mudhghoh, sampai muncul ke dunia, sampai menjadi makhluk yang berakal dan sampai jdga meninggal kelak, tidaklah lepas dari tilikan Allah sebagaiPencipta dan sebagai Pemelihara. 

Untuk semua pemeliharaan, penjagaan, pendidikan dan perlindungan itulah kita diaiar mengucapkan puji kepadal'{ya: "Rabbul 'Alamin", Tuhan sarwa sekalian alam. Kalau kita pertalikan lagi dengan beberapa penafsiran tentang 'alamin tadi, bahwa yang dimaksud ialah makhluk manusia, dapatlah kita fahamkan betapa tingginya kedudukan insan, sebagai Khalifah Allah, di tengah-tengah alam yang luas itu. 

Maka di dalam ayat pembukaan ini, kita telah bertemu langsung dengan Tauhid, yang mempunyai dua faham itu, yaitu Tauhid Uluhiyah pada ucapan Alhamdu Lillohi. Dan Tauhid Rububiyah pada ucapan Robbil 'Alamin. ' Dan sudahlah jelas sekarang bahwa dalam ayat "segolo puji-pujian adalah kepunyaan Allah, Pemelihara dari sekolion alam" itu telah mengandung dasar Tauhid yang dalam sekali. Tidak ada yang lain yang patut dipuji, melainkan DIA. 
(h. 70-72).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR QUR'AN KARIM
Prof. Dr. KH. Mahmud Yunus
Apa-apa nikmat yang kita terima dan apa2 yang indah diantara isi alam yang luas ini, hendaklah kita puji Allah, karena pokok dan asalnya ialah dari pada Allah (h. 1).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR QUR'AN
H. Zainuddin Hamidy dan H. Fachruddin Hs
Rabb artinya Pencipta dan juga Pemelihara. Pengatur dan Pendidik, yang menvusun dan mengatur segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dalam menuju kesempurnaan. Jadi Rabb itu berarti Pemimpin atau Pengatur, dan biasa juga diartikan orang dengan perkataan Tuhan. Al 'alamin berarti dlam semesta dan di antaranya bangsa-bangsa manusia, jin dan malaikat (h. 1).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry
Sudah seharusnya kita memuji Allah s.w.t. karena dari-Nya sumber segala sesuatu. Dia-lah yang telah menciptakan dan menumbuhkan tubuh manusia sehingga men- jadi makhluk yang terbaik mempunyai akal fikiran yang memungkinkan ia jadi khalifah Allah s.w.t. di muka bumi. Selain dari itu Allah s.w.t. melengkapkannya dengan pendidikan agama yang membimbing akal pikiran itu agar jangan salah arah. (h. 3).
__________________________________________________________________________________

📘'ABR AL-ATSIR : TAFSIR AL-QUR'AN DI RADIO
Ust. Ahmad Sonhadji Mohamad Milatu
Segala keindahan alam yang kita lihat, segala nikmat yang kita kecap hendaklah kita puji dan berterima kasih. Hanya Allah sahaja yang berhak menerima pujian, kerana semuanya itu berpunca daripadaNya. Adapun berterima kasih kepada sesama manusia yang berbudi, juga disuruh, kerana sesiapa yang tiada mengenang budi orang tiada ah ia bersyukur kepada Allah. Dalam hubungan ini Nabi Muhammad (s.a.w.) telah bersabda: "Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak  berterika kasih kepada Allah." (h. 49-50).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR AL-FURQAN
H. A. HASSAN
Sekalian puji-pujian yakni:
a. Pujian Allah kepada diri-Nya, 
b. Pujian Allah kepada makhluk-Nya, 
c. Pujian makhluk kepada Allah, dan 
d. Pujian makhluk kepada makhluk, itu semuanya kepunyaan Allah, Pemurah, Penyayang, Yang mempunyai hari Pembalasan, lantaran sekalian kebaikan yang patut dipuji itu memang kepunyaan Allah dan bikinan A l l a h . (h. 1)
*Penafsiran ini mencakup ayat 2-4
**Bismillahirrahmanirrohim, tidak masuk kategori ayat 1 menurut H. A. Hassan. 
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR AL-QUR'ANUL MAJID AN-NUUR
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy
Puji dan syukur hanyalah milik Allah. Tuhan yang memiliki langit dan bumi serta segala isinya, baik png diketahui maupun yang tidak diketahui. Allatt berhak menerima puji dan syukur itu, karena Dialah yang mencurahkan segala nikmat kepada makhluk-Nya.

Hamdu, adalah menyanjung seseorang karena perbuatannya yang baik yang dilakukan atas kemauan sendiri. Perbuatan itu diberikan kepada yang memuji maupun yang tidak memuji-Nya. Inilah pujian yang dimaksud oleh frase segala puji lrqunyaan Allah dalam Eat ini. Memuji hara keka5man, kecantikan seseorang atau keindahan bunga, misalnla, tidak termasuk dalam makna pujian dalam ayat ini. untuk memuji keindahan dan kecantikan, dalam bahasa Arab dipergunakan kata: madah dan tsanaa'.

Syukr, ialah mengakui keutamaan seseorang atas sesuatu nikmat png diterimanp. Baik pengakuan itu diucapkan dalam hati, diungkapkan secara lisan, maupun deng,an cara lain. Tbhan menjadikan puji sebagai puncak syukur. Arluran bersyukur dengan ucapan, mengingat menyebut nikmat dan menpnjung omng lain png memberikan nikmat dengan lisan menjadikan nikmat itu populer di kalangan khalalak ramai. Selain itu menjadikan orang )ang menerima nikmat sebagai suri teladan (qudwalD dan akan diteladani oleh orang lain. Berbeda dengan syukur png diungkapkan secara lisan, bersyukur denganhui tersembunyi, tidak ada png mengetahui. Demikian pula bersyukur dengan anggota badan lang lain, tidak memberikan kejelasan, apakatr png dilakukan itu sebagai tanda bersyukur atau tidak. Syukur dengan ucapan sangat jelas dan orang lain dapat memahaminya.

rubbi fang akar katanla mbbberarti pendidikan (tarbifh). Dalam apt ini rabb bermakna pendidik (nurubbinY, pemelihara. Yakni: pendidik, pembimbi4g, dan penuntun bagi orang-orang )ang dididik, pengendali, pengurus serta peryelesai semua keperluan orang )ang dididik. Selain itu, kata rubb jugaberarti: png memiliki, png ditaati, atau )ang mengadakan perbaikan.

Allah SWT. mendidik manusia dengan dua jalan: 
1. Didikan Pencipuan (Tarbiyah rulq@). Yaitu mencipta, memelihara, menumbuhkan, dan menyuburkantubuh. Bayi secara berangsur-angsur tumbuh menjadi orang dewasa )ang bertubuh tegap dan kuat. Dengan berangsur-angsur, kekuatan jiwa dan akainp tumbuh berkembang. 
2. Didikan Keagamaan (Tarbiyah diniyah tahzibiyah). Yaitu, Allah mewatryukan spriat kepada rasul untuk selanjutrya disampaikan kepada manusia guna menyempurnakan akal dan menjernihkan jinarya.

Al-'aalamiin : semesta alam.25 Yang dirnaksud dengan alam adalah segala png ada. orang Arab mempergunakan kata alam untuk jenis-jenis makhluk png memiliki keistimeuaan dan sifat png mirip dengan jenis makhluk png berakal. oleh karena itu, mereka menlabutkan alam insan, alam heuan, dan alam tumbuh-tumbuhan (nabaQ. Sebab, dalam alam-alam tersebut tampak sekali pengertian pendidikan. Padanlalatt tampak adanp: hidup, slakan, dan beranak (melahirkan). Mereka tidak mengatakan alam batu, alarn abu, dan sebagaiqa, karena pada benda-benda itu tidak jelas ada kehidupan.

Fenegasan bahwa Tirhan mendidik dan memimpin segala alam untuk menyatalan bahwa Tirhan png dimaksud bukan TUhan suatu umat atau suatu golongan, t€tapi Tlrhan seluruh manusia, png mendidik dan memelihara mereka dengan rcreki png diberikan dan spriat-spriat png diturunkan.

Ringkasan peryeftian ayat Alhandr lilloohi mbbil 'aalaniin ini adalah: semua puji pttg indah hanlalatt kepuq,aan Allah semesta, karena Dialatt sumber segala alam. Dialah yang mengendalikan, mendidik, dan mengasuh alam ini sejak aual sampai atfiir. Dia pulalah png mengilhami seseorang untuk berbuat baik dan kebaikan. Harya untuk-Nla segala puji dan syukur.
(h. 17-19).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR RINGKAS AL-WAJIZ
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Kemeneg RI
Segala puji kita persembahkan hanya untuk Allah semata, Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam, yaitu semua jenis makhluk (Vol. 1, h. 2).
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR AL-IBRIZ
KH. Bisri Mustofa
Dalam proses pengetikan (tidak pakai gambar kedepannya), sedang penyesuaian teknologi agar bisa mengetik Arab Melayu/Jawi (Vol. 1, h. 3)
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR NURUL IHSAN
Syekh Muhammad Sa’īd Al-Qadhī
(Vol. 1, h. 5). Penafsiran dikelompokkan ayat 1-2.  Dalam proses pengetikan (tidak pakai gambar kedepannya), sedang penyesuaian teknologi agar bisa mengetik Arab Melayu/Jawi.
__________________________________________________________________________________

📘TAFSIR AL-MISBAH
Prof. Dr. KH. M. Quraish Shihab, M.A
Dalam Basmalah terkandung pujian kepada Allah swt., antara lain dalam menampilkan kedua sifat-Nya, ar-Rahman dan ar-Rahim. Karena itu wajar jika pada ayat 'mi ditegaskan bahwa segala piji bagi Allah, apalagi karena Dia adalah Pemelihara seluruh alam.

Memuji Allah swt. adalah luapan rasa syukur yang memenuhi jiwa seorang mukmin di kala mendengar nama-Nya disebut. Karena, keberadaan seseorang sejak semula di pentas bumi ini tidak lain kecuali limpahan nikmat Ilahi yang mengundang rasa syukur dan pujian. Setiap kejapan, setiap saat, dan pada setiap langkah, silih berganti anugerah Allah berduyun-duyun, lalu menyatu dan tercurah kepada seluruh makhluk, khususnya manusia. Karena itu, adalah wajar memulai dengan memuji-Nya dan mengakhiri pun dengan memuji-Nya. Ini juga sebagai kaidah utama ajaran Islam “Dia Allah. Tiada Tuhan selain Dia. Bagi-Nja saja segala puji sejak awal (dalam kehidupan dunia ini) dan di akhirat nanti” (QS. al-Qashash [28]: 70). Demikian tulis Sayyid Quthub.

Kata ( jui-l) al-kamd terdiri dari dua huruf alif dan lam (baca Al) bersama dengan fcamd. Dua huruf alif dan lam yang menghiasi kata Ijamd, oleh para pakar bahasa dinamai al-istighrdq dalam arti mencakup segala sesuatu. Itu sebabnya al-hamdu llillah seringkali diterjemahkan dengan segala puji bagi Allah.

Hamd atau pujian adalah ucapan yang ditujukan kepada yang dipuji atas sikap atau perbuatannya yang baik walau ia tidak memberi sesuatu kepada si pemuji. Di sini bedanya dengan kata syukur yang pada dasarnya digunakan untuk mengakui dengan tulus dan dengan penuh hormat pemberian yang dianugerahkan oleh siapa yang disyukuri itu. Kesyukuran itu bermula dalam hati yang kemudian melahirkan ucapan dan perbuatan.

Ada tiga unsur dalam perbuatan yang harus dipenuhi oleh yang dipuji sehingga dia wajar mendapat pujian: 1) Indah (baik), 2) Dilakukan secara sadar, dan 3) Tidak terpaksa atau dipaksa. ketiga unsur yang disebutkan di atas.

Pada kata ( is ) al-hamdu lillah/ segala puji bagi Allah, huruf larnl bagi yang menyertai kata Allah mengandung makna pengkhususan bagi-Nya. Ini berarti bahwa segala pujian hanya wajar dipersembahkan kepada Allah swt. Dia dipuji karena Dia yang menciptakan segala sesuatu dan segalanya diciptakan-Nya dengan baik serta dengan penuh “kesadaran” , tanpa paksaan. Kalau demikian, maka segala perbuatan-Nya terpuji dan segala yang terpuji merupakan perbuatan-Nya jua, sehingga wajar jika kita mengucapkan “Segala puji hanya bagi Allah semata.”

Jika Anda memuji seseorang karena kekayaannya, maka yang terlebih dahulu harus dipuji adalah Allah yang menganugerahkan kepadanya kekayaan. Karena, yang dilakukan manusia tidak lain kecuali rekayasa dari bahan mentah yang telah dihamparkan Allah dialam semesta ini.

Hasil-hasil produksi tidak lain hanya rekayasa bahan mentah yang diciptakan-Nya itu. Kalau demikian segala puji dalam bidang ini pun harus tertuju kegada-Nya. Jika Anda memuji kedermawanan seseorang, maka Allah yang lebih wajar Anda puji, karena apa yang disumbangkannya adalah dari anugerah Allah, bahkan kerelaannya menyumbang adalah karena Allah menggerakkan hatinya untuk itu. Kekuasaan yang dianugerahkan kepada seseorang demikian itu juga halnya. Secara tegas al-Qur’an memerintahkan Nabi saw. (dan kita semua) untuk berucap, Katakanlah: ‘Ya Allah Pemilik kekuasaan, Engkau menganugerahkan kekuasaan bagi siapayang Engkau kehendaki, dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan siapa yang E.ngkau kehendaki dan merendahkan siapa yang Engkau kehendaki. Dalam gengaman tangan-Mu kebajikan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu" (QS. Al ‘Imran [3]: 26).

Dengan al-hamdu lillah si pengucap menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang bersumber dari Allah adalah terpuji, walau perbuatan itu tidak sejalan dengan kepentingan si pengucap atau dia duga merugikannya Dugaan merugikan, atau penilain negatif itu, pada hakikatnya lahir dari keterbatasan pandangan manusia.

Ulama berbeda pendapat tentang fungsi kalimat al-hamdu lillah dalam ayat ini. Apakah ia merupakan berita tentang kewajaran Allah semata untuk dipuji, sebagaimana terlihat dari lahir redaksinya, atau redaksi yang berbentuk berita itu dimaksudkan sebagai perintah untuk memuji-Nya serta mengucapkan kalimat semacam itu.

Mayoritas ulama memahaminya dalam arti perintah dari Allah swt. kepada manusia untuk memuji-Nya. Bahwa redaksinya dalam bentuk berita, karena la dimaksudkan untuk menetapkan kemantapan, kekhususan dan kesinambungan pujian itu kepada Allah swt. sesuai dengan kebes'aran dan keagungan-Nya. Jika kalimat tersebut berupa perintah yang tegas misalnya dengan menyatakan Pujilah Allah, maka perintah ini telah terlaksana walau hanya sekali diucapkan, artinya walau tidak berkesinambungan.

Sebagaimana ia juga telah terpenuhi walau pujian yang dilakukan tidak hanya khusus kepada Allah swt. Nah, untuk menghindari pemahaman itu, maka dipilih bentuk redaksi seperti bunyi ayat ini, tetapi dengan tujuan perintah memuji-Ny*a sekaligus pengajaran bagaimana cara memuji-Nya. Dalam al-Qur’an ditemukan sekian ayat yang secara tegas memerintahkan untuk mengucapkan kata al-hamdu lillah (antara lain QS. al-Mu’minun [23]: 28, QS. Luqman [31]: 25 dan lain-lain). Bahkan pujian kepada Allah seringkali dikaitkan diperintahkan untuk dikaitkan dengan penyucian kepada-Nya seperti firman-Nya: Fa sabbit bi kamdi Rabbika/surikan sambil memuji Tuhanmu (QS. al-Hijr [15]: 98). Dalam sujud dan ruku’ ketika sh^latpun kita diajarkan untuk menggabung pujian dan penyucian, sambil mendahulukan penyucian-Nya, khawatir jangan sampai pujian yang disampaikan tidak sesuai dengan keagungan Allah swt.
(Vol. 1, h. 27-29. Lengkapnya sampai h. 33).
__________________________________________________________________________________

*Dalam proses penyempurnaan halaman ini.

Tafsir Nusantara Surah Al-Fatihah [1] Ayat 2


Mungkin Anda Juga Menyukai Ini

0 komentar

Wujudkan Anak Hafiz 30 Juz Bersanad & Kuliah Ke Luar Negeri

Lomba MHQ Anamfal SD/MI Tingkat Provinsi Jawa Barat 2023

Kategori Tulisan

Abdul Hayy Farmawi Achmad Brian Athoillah Ade Jamarudin Africa Agenda AICIS Ali Nurdin Amsterdam Anak Yatim Anggota Asean Asia Audio Baca Kitab Bali Bank Masalah Banten Beasiswa Bedah Buku Quran Bedah Karya Ilmiah Berita Brunei Darussalam Budaya Buletein Jumat Buletin Jumat Buntet Pesantren Call for Papers Corona Dakwah Quran Darul Quran Singapore Daurah Dewan Pengurus PKTQ Download Elfisa English Quran Interpretation Eropa Eva Rosyidana Alfa Sanah Faisal Hilmi Faisal Hilmi Road Show Faizal Zakki Muttaqin Faridah Ashsholihah Fellowship Fellowship KBB UGM Filipina Filsafat Islam Form Freiburg University German G20 Galeri Photo Gallery Guru Besar Profesor Gus Baha Halal Bi Halal IAIN Cirebon Ibnu Jarir at-Thabari Idul Fitri IIQ Jakarta Ilmu Tafsir Indonesia INTERNATIONAL CONFERENCE IQSA Iran Islam In The World Jalaluddin Al Mahalli Jalaluddin As Suyuthi Jambi Jawa Barat Jerman Kaidah Tafsir Kajian Kitab Tafsir Karya Ilmiah KBB Kebangsaan Kemenag RI Kitab Tafsir Konsolidasi Kontributor KUIS Selangor Lalilatul Quran : Multaqa Ulama Al-Quran Nusantara LDNU Les Privat Ngaji Quran Lilik Ummi Kaltsum Link LPDP M Qusairy Thaha M. Ali Ramdhani M. Edi Suharsongko M. Ilham Sunjoyo M.Ag Mahmud Yunus Malaysia Masjid Istiqlal Medan Membaca Qur'an Members Mesir Metode Tafsir Moch Khoirul Anam Morocco Motivasi Quran Muhamad Sofi Mubarok Muhammad Asad Muhammad bin Syami Syaibah Mukjizat Al-Qur'an Nasional Nasionalisme News Ngaji Pasaran Ramadhan Ngaji Tafsir Online Nikah Beda Agama Nur Kholik Ridwan Nurfadliyati Pandemi Paspor Gratis PCINU Belanda Pemikiran Islam Pendidikan Kader Ulama Penerbit Buku Penghargaan Peringatan Maulid Nabi Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta PHBI Pluralisme Poster Press Releas Prof. Dr. Jajang A Rohmana Profil Profil Mufassir Profil Surah Quran Profile Program PTIQ Q&A Quraish Shihab quran Quran dan Ekonomi Quran dan Keuangan Quran dan Pengembangan Diri Quran Indeks Radikalisme Rahmi Syahriza Ramadhan Rapat Kerja Riau Rihlah Ilmiah Riskiyatun Hozaituna Adnan Rizkiyatun Khozaituna Rosihon Anwar Sahlawati Abu Bakar Said Agil Husin al-Munawwar Salafi Takfiri Santri Anamfal SeIPTI Selamat Menikah Selamat Wisuda Seminar Tafsir Quran Seni Short Course Silaturrahim Singapura Struktur Al Quran Surah Al-Falaq Surah An-Naas Sutria Dirga Syaikh Muhammad Husain Az Zahabi Syarat Mufassir Syaza Nada Liana Tadabbur Quran Tafsir Ahkam (Hukum) Tafsir Al Fatihah Tafsir Al-Baqarah Tafsir An-Nur Tafsir Ar Rahman [55] Tafsir Ar-Rum Tafsir Arab Tafsir Asia Tenggara Tafsir Cerai Tafsir Cinta Tafsir Juz Amma Tafsir Kebangsaan Tafsir Kesehatan Tafsir Klasik Tafsir Maudhui Tafsir Modern Tafsir Nabi Muhammad SAW Tafsir Nabi Rasul Tafsir Negera Tafsir Nikah Tafsir Nusantara Tafsir Nusantara Faisal Hilmi Tafsir Obat Tafsir Pariwisata Tafsir Pendidikan Tafsir Pernikahan Tafsir Poligami Tafsir Qur'an Program Tafsir Quran Event Tafsir Quran Karim Tafsir Showi Tafsir Singapura Tafsir Sosial Tafsir Sufi Tafsir Surah An-Nisa Tafsir Travelling Tafsir Wabah Tafsir Wanita Tahfidz Qur'an Taubat Tawakkal Terjemah Qur'an Tesis Thailand The Global Qur'an The Message of The Quran Tilawatil Qur'an Tokoh Qur'an Tradisi Travel The World Training UIN Jakarta UIN Jambi UIN Raden Fatah Palembang UIN Sumatera Utara UIN Sunan Gunung Djati Bandung UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ulumul Qur'an Universitas Al-Azhar USA USIM Video Vrije University Amsterdam WA Programs Wahabi Wakaf Webinar PKTQ Yogyakarta Ziyad Ulhaq تفسير

SEKRETARIAT PKTQ

PKTQ Cirebon
@Pesantren Qur'an Anamfal 
Jl. Raya Pasawahan, Pasawahan, Susukan Lebak, Cirebon

PKTQ Jakarta
Anamfal Jakarta @Pondok Indah Office Tower 2, Lt. 15 
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan

WA CS :  +62899-5625-137 
Email: info.pktq@gmail.com 
Web : pktq.anamfalpesantren.com

Daftar Anggota PKTQ

Visitor